SUDUT MTGPesan Pimpinan
Membangun Perusahaan dengan Inovasi
Menjadi salah satu ujung tombak perusahaan, Kilala Tilaar memiliki prinsip
yang kuat tentang inovasi. Baginya, inovasi merupakan senjata yang harus terus
dikembangkan dan ditembakkan di saat yang tepat. Sebagai pendukungnya, ia
membentuk tim inovasi yang solid dan kompeten di bidangnya. Hal ini beliau
ungkapkan ketika menjadi salah satu pembicara dalam sesi Brand Adventure di
Power Radio 89,2FM bersama Arto Soebiantoro.
“Brand is about story. Sejak 48 tahun yang lalu, Dr. (H.C) Martha
Tilaar tetap konsisten untuk mempercantik kaum perempuan, khususnya perempuan
Indonesia, dengan mengembangkan produk
kosmetika yang memanfaatkan sumber daya Indonesia. Prinsip inilah yang tetap
dijaga oleh Martha Tilaar Groups hingga kini. Tak hanya mengutamakan nilai
kelokalan, Martha Tilaar Group juga mengupayakan inovasi dalam setiap
produknya. Kami ingin selalu mengembangkan inovasi yang Indonesia banget. Bicara tentang inovasi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kesuksesan sebuah inovasi. Saya menyebutnya 2ML: Margin, Momentum, dan
Loyalty. Sebuah inovasi harus memiliki nilai yang membawa keuntungan bagi
perusahaan, inovasi harus pas momennya,
dan dalam mengembangkan inovasi, brand
owner tidak boleh berhenti memupuk loyalty
atau kesetiaan konsumen. Terkait dengan kesetiaan konsumen, pola perilaku
konsumen masa kini berbeda dengan pola perilaku konsumen 10 tahun lalu, karena
itu brand harus mengantisipasinya dengan cara yang relevan dalam menjalankan bisnisnya,
yaitu dengan inovasi yang selalu up-to-date.
INOVASI BERKESINAMBUNGAN Pasar sebuah brand yang tidak bisa ditarik terlalu luas membuat Martha
Tilaar Group mengisi rentang tersebut dengan beberapa brand agar penggunaannya
bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sesuai usia dan daya ekonominya. Hingga
kini kami telah mengembangkan 9 brand di bawah payung Martha Tilaar Group,
yaitu Sariayu, PAC, Biokos, Caring by Biokos, Rudy Hadisuwarno Cosmetics,
Mirabella Cosmetics, Belia, Dewi Sri Spa, dan Solusi, semuanya memiliki target
pasar yang berbeda dari segi demografis. Jika ditanya tentang kekuatan kami, saya akan menjawab, inovasi. Sejak
tahun 1990-an, kami telah memiliki Martha Tilaar Training Centre (MTIC), yang
terdiri dari ahli-ahli yang kompeten di bidangnya. Tim ini tidak pernah berhenti membuat dan
mengembangkan inovasi dan formulasi, mulai dari meneliti tanaman-tanaman
Indonesia yang memiliki manfaat khususnya dibidang kecantikan, hingga melakukan
uji klinis hingga produk-produk kami aman digunakan oleh masyarakat. Hingga
kini, tim MTIC telah memiliki 30 paten dan prototipe, dan menunggu momen yang
tepat untuk menjadikannya sebagai produk masif. Upaya ini sekaligus menjadi
bagian dari upaya kami mewujudkan Beautifying Indonesia yang menjadi kampanye
Martha Tilaar Group. Selain inovasi, saya pikir passion
dan pengorbanan juga sangat diperlukan dalam membangun menciptakan produk dalam
sebuah brand. Tantangan selanjutnya adalah surviving,
terutama di tengah persaingan yang semakin kompetitif. Banyaknya brand baru
membuat bisnis kosmetika semakin menantang, namun hal ini jangan dijadikan
ancaman. Ibu Martha sendiri sangat menyambut baik brand-brand lokal baru yang
bermunculan. Baginya, ini berarti brand lokal sudah mulai menjadi tuan rumah di
negeri sendiri, seperti harapannya selama ini. The more is the merrier. Brand kosmetik baru kini semakin beragam
dan punya keunikan yang bagus untuk belajar.â€