Pemanfaatan Lahan Sebagai Penyangga Kemandirian Pangan di Era New Normal

image

Pandemik Covid-19 menimbulkan krisis di berbagai aspek kehidupan, salah satunya di bidang ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pangan. Agar tidak berkepanjangan dan berdampak pada kesehatan, diperlukan strategi untuk menghadapinya. Sebagai upaya dalam mengedukasi masyarakat, Rabu lalu (10/06), Starborn Chemical menyelenggarakan webinar berjudul “Pekarangan Sebagai Penyangga Kemandirian Pangan dan Kesehatan Keluarga di Masa Pandemi Covid-19”.

Webinar ini menghadirkan tiga orang pembicara yang kompeten di bidangnya. Mereka adalah Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S (Guru Besar Bidang Manajemen Lanskap dan Ketua Program Studi S2 Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan IPB), Ir. Heru D. Wardhana, M. Hort (Head of Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar Group), dan Dr. Harris Susanto, M. Hum (Direktur Utama PT Luas Birus Utama), dengan moderator yaitu Ir. Arief Arianto Hidayat, M. Sc. Agr (Perekayasa Madya di Bidang Pertanian BPPT). Pemanfaatan lahan di pekarangan rumah, pengembangan tanaman hias dan tanaman obat potensial, dan pemanfaatan tanaman Sambung Nyawa untuk pekarangan menjadi fokus utama dalam webinar tersebut. Berikut poin penting dari masing-masing pembicara dalam webinar hari itu:

Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S

  • Pekarangan adalah lahan yang ada disekitar rumah yang biasanya ditanami berbagai jenis tumbuhan dan tanaman serta tempat untuk memelihara berbagai jenis ternak dan ikan.
  • Selama masa pandemi, manfaatkan lahan pada pekarangan akan semakin efisien dengan pemasangan tabulampot, vertical garden, hanging garden, balcony garden, window garden, dan green roof garden.
  • Beberapa jenis tanaman yang disarankan untuk ditanam di pekarangan adalah tanaman sayuran semusim seperti bayam, kangkung, selada, pakcoi agar bisa dipanen dalam waktu 3-4 minggu, dan sebaiknya tidak menggunakan pestisida kimiawi.
  • Pekarangan yang produktif, tidak hanya memperindah hunian dan lingkungan, tetapi juga membantu meningkatkan kondisi kesehatan makhluk hidup disekitarnya
Ir. Heru D. Wardhana, M. Hort

  • Pekarangan dapat menjadi penunjang sumber pangan, ekonomi dan kesehatan. Produk hortikultura yang terdiri dari tanaman buah, sayuran, tanaman hias dan tanaman obat, kosmetik dan aromatik sangatlah menunjang program hidup sehat selaras dengan alam. Hal ini dibutuhkan terutama saat pandemi COVID-19.
  • Martha Tilaar Group memiliki Kampoeng Djamoe Organik (KaDO) yang berbentuk seperti pekarangan/taman dengan skala yang cukup luas sekitar 10Ha yang ditanami TOKA secara organik. Salah satu tujuannya yaitu untuk melestarikan berbagi jenis tanaman TOKA yang ada di Indonesia.
  • Tanaman TOKA merupakan salah satu produk pertanian yang cukup unik dan mempunyai peluang yang cukup besar untuk dikembangkan demi memuhi permintaan pasar terutama sejak adanya pandemi COVID. Selain itu, untuk penanaman di pekarangan ini juga bisa menggunakan konsep permakultur yaitu konsep pertanian terpadu dengan sistem pertanian organik yang memberi penekanan pada desain, perencanaan pertanian dan integrasinya dengan implementasi berupa praktek pertanian yang lestari, terus menerus dengan prinsip keseimbangan dan keberlanjutan.
Dr. Harris Susanto, M. Hum 

  • Tanaman sambung nyawa sebagai leverage dan proses  pembentukan sign value pekarangan.
  • Tanaman sambung nyawa dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku salad sayur. Salad ini merupakan salah satu pendekatan investasi kesehatan dan menurunkan konsumsi karbohidrat (nasi).
  • Daun sambung nyawa juga memiliki berbagai manfaat seperti antioksidan, pencegahan kanker, anti bakteri serta membantu pencegahan kerusakan sel akibat penyakit. Untuk itu masyarakat akan mendapatkan sign dan symbolic value apabila menanam sambung nyawa di pekarangan.

IMG